Rabu, 26 Februari 2014

"Benteng" Wisata Sejarah di MalukuMaluku siapa yang tak kenal dengan

daerah yang sempat menjadi mercusuar para  penjelajah dunia  sejak jaman dahulu.  Daerah ini pernah disinggahi sejumlah petualang dunia hingga berakhir dengan penjejehan dan kolonialisme bangsa eropa. Tidak heran, jika jejek itu kemudian meninggalkan  sebuah prasasti dengan banyak dibangunnya  benteng - benteng untuk pertahanan. Kini benteng-benteng tersebut menjadi wisata sejarah nan elok di tanah

Maluku :

Mau tahu tujuh  benteng yang sempat menjadi kedigdayaan bangsa-bangsa kolonialis jaman dulu :
1. Benteng Oranye

Dibangun pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge (Belanda) dan diberi nama oleh Francois Witlentt path tahun 1609. Benteng oranye ini semula berasal dari bekas sebuah benteng tua yang dibangun oleh Bangsa Portugis dan dihuni oleh orang Melayu sehingga diberi nama benteng Melayu. Dalam benteng ini pernah menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda (Gubernur Jenderal) VOC Pieter Both, Herarld Reyist, Laurenz Reaal dan J.C Coum. Di benteng ini pula Sultan Mahmud Badarudin II (Sultan Palembang) diasingkan di Ternate pada tahun 1822 hingga meninggal dunia pada tahun 1852 dan makamnya terletak di perkuburan islam di sebelah barat kelurahan Kalumpang Ternate. Letak benteng ini berada di pusat kota dengan kondisi fisik masih utuh, di dalam benteng ini sekarang ditempati oleh kesatuan POLRI dan Angkatan Darat.

2. Benteng Kalamata

Sering disebut Benteng Santa Lucia atau juga disebut benteng Kayu Merah. Benteng ini semula dibangun oleh Piyageta atau Portugis pada tahun 1540 kemudian dipugar oleh Pieter Both, bangsa Belanda pada tahun 1609. Pada tahun 1625 benteng ini pemah dikosongkan oleh Geen Huigen Schapen. Benteng yang dikosongkan ini kemudian diduduki oleh bangsa Spanyol hingga tahun 1663 setelah diduduki oleh Belanda. Benteng ini diperbaiki oleh Mayor Von Lutnow pada tahun 1799.

 Benteng ini terletak di sebelah selatan pusat kota Ternate dan berjarak 3 km dan dapat dicapai oleh kendaraan darat. Kondisi fisik benteng ini sekarang sangat baik karena selesai dipugar tetapi tampaknya nilai keasliannya telah diubah karena ada kesan seperti bangunan baru.

3. Benteng Bernaveld

Terdapat di Desa Labuha Kec. Bacan yang menurut tokoh masyarakat setempat benteng tersebut dibangun oleh bangsa Portugis pada akhir abad XV yang hingga kini kondisi fisiknya 7O% masih baik.

4. Benteng Tolukko

Semula dibangun oleh Fransisco Serao, seorang berkebangsaan Portugis, pada tahun 1540 kemudian direnovasi oleh Pieter Both, bangsa Belanda, pada tahun 1610. Benteng ini sering disebut benteng Holandia atau Santo Lucas, yang terletak di bagian utara kota Ternate. Benteng ini oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1661 mengizinkan Sultan Mandarsyah untuk menempatinya dengan kekuatan pasukan sebanyak 160 orang.

Dufa-Dufa yang berjarak �3 km dari pusat kota Ternate dan dapat dicapai dengan kendaraan darat. Kondisi benteng saat ini baik, karena baru saja dipugar, walaupun cara pengerjaannya masih kurang memuaskan sebagai suatu benda peninggalan sejarah masa lalu.

5. Benteng Kotanaka

Dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke 18. Letaknya disamping kanan sebelah utara Kedaton Sultan Tenate, diatas sebuah bukit. Benteng ini diberi nama sesuai nama sebuah mata air yang berada di sekitarnya. Fungsi dari benteng ini adalah untuk mengawasi gerak-gerik Sultan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan untuk anda. Kondisi benteng ini hanya bekasnya saja dan telah ditumbuhi pepohonan dan rumput

6. Benteng Dever Lacting

Di pusat kota Kec. Sanana (Desa Mangon) tepatnya didekat pelabuhan ada sebuah benteng peninggalan penjajahan bangsa Belanda, nama benteng tersebut adalah Dever Lacting Acting luasnya sekitar 2750 m� dengan ukuran 50 X 55 m�, benteng ini didirikan pada tahun 1652 oleh seorangberkebangsaan Belanda, Victor Moll nama pendirinya. Sebagaimana benteng-benteng lain, benteng ini pun telah mengalami kerusakan, volume sakannya diperkirakan sekitar 60%.

7. Meriam Antik dan Bunker

Tepatnya di Desa Kusu Kec. Kao terdapat sebuah lapangan terbang dan 4 buah meriam antik beserta sebuah bunker bekas peninggalan bala tentara Jepang pada Perang Dunia II sekitar tahun 1942. Di lokasi ini pula pernah dikunjungi oleh wisatawan Jepang dalam bentuk rombongan untuk berjiarah. 

 sumber:  http://www.dnaberita.com/berita-1893-benteng-wisata-sejarah-di-maluku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar